Showing posts with label myAqsha. Show all posts
Showing posts with label myAqsha. Show all posts

Thursday, January 11, 2024

Fighting with myself

Believe it or not, these days I feel that i should fight with myself.

Because it seems that lazyness has occupied my mind. 

yeah, I can blame other things or make excuses for it. But, i realise that it is me, my self that cannot organise my time well.

_____
Honestly, I am currently at the stage of struggling with my research planning and progress.

I have two supervisors that are very nice and full of encouragement. I am feel sorry for them, because my progress is still left behind. They are always kindly support me to deal with everything.
_____

Now, the time is limited. And many things to be done.

Bismillah...

No more "I will do it later"
No more too much thinking and thinking and thinking.

just write it done now, right now.


:D :D :D

I can do it. insya Allah.
______
Dear Allah, please help me to deal with these all.
I beg you for the whole of my life.
______

And of course, I have a very happy life here, with my lovely wife and sons. 
Don't know what to do if they are not here :D

Thank you :D

Monday, November 20, 2023

Rindu

 Ah....

Hanya berpisah jarak antara rumah, sekolah dan kampus.


tapi rindunya kagak nahan.

Mungkin karena banyak waktu yang 2 bulan ini dihabiskan bersama dengan mereka.

love them so much. Alhamdulillah.

Semoga jadi anak-anak yang sehat dan sholeh


Sunday, November 12, 2023

Notable Moments, Syukur Alhamdulillah

Alhamdulillah, it's been nearly two months since my family joined me here in Melbourne, specifically on November 14, 2023. Uda Aqsho has been attending NPPS and TPA Madania for about a month now. Alhamdulillah, we've achieved a lot, and all credit goes to Allah. I'm truly grateful for everything. We've faced various challenges together, and remarkably, we've managed to navigate them with joy


Some notable moments that I want to capture in this post are:

1. Adek Rasyid has started his preparatory school session at NPPS.

Actually, the school was supposed to begin for him next year, and we initially planned to enroll him closer to the commencement date. However, Allah guided us to expedite the process. His ways are always unpredictable. During a family gathering event, some friends discussed children and their schooling with Ummi. They suggested that we should start enrolling Rasyid early because schools sometimes have limited seats. At that time, I had intended to postpone it until I finished my revision (which seems to be an endless revision cycle :D), but Ummi was eager to do it as soon as possible. So, we went to the school with the required documents (which I had prepared following Uda Aqsho's documents).

Alhamdulillah, Allahu Akbar! The day we went to the school happened to be the last week before the "once a week" session started. Allahu Akbar. It turns out there are four sessions that parents and children who will join the preparatory school next year should attend. Alhamdulillah, we were able to be a part of it. Fortunately, Allah provided guidance through Ummi's friends. Thank you, Allah, and thank you to those kind-hearted people.

The enrollment process has been very easy and straightforward, Alhamdulillah.


2. Ummi has finally managed to secure a Letter of Acceptance (LOA) from Monash University and a scholarship from LPDP. 

This is a truly joyful moment after a long and challenging journey. Securing the LOA and scholarship is crucial for our family, as without these two things, we wouldn't know what to do. Honestly, up until now, we still don't have any other options. We literally don't know how Ummi would stay here in Melbourne without the scholarship and LOA.

Syukur Alhamdulillah. Thank you to everybody who has contributed to this achievement. May Allah reward you abundantly. Ameen YRA

3. Uda Aqsha was recognized as the best student for year 2 in this period.

One day this week, I picked up Uda Aqsha as usual. He approached me with his prestigious smile and showed me a card in his hand. The home-teacher had written appreciative words about Aqsha, highlighting his responsibility and hard work in completing all of his school assignments. I commended him for it and created an Instagram reel to document his reaction. Then, unexpectedly, Ummi connected with another Indonesian parent at NPPS who conveyed congratulations through WhatsApp. She mentioned that Aqsha was chosen as the best student for this period. Typically, there is an evaluation for each period, and the best students from each class are announced and recognized during the joint student meeting in the school hall.

Masha Allah, thank you, my diligent boy. I am reminded of the time when discussing school was a forbidden topic, even back in Indonesia because he didn't want to attend school in Melbourne. The period before starting school was a challenging and worrisome time for our family. On one hand, I felt compassion for Aqsha, who was about to face an unfamiliar school environment with limited English proficiency. However, Allah paved the way for His blessings. Since the first day, Aqsho has consistently gone to and from school with enthusiasm. Alhamdulillah.

Oh, there's a secret of Allah's love behind this achievement. Before this, Uda Aqsha participated in a class meeting activity at his school. He had put in effort but hadn't won yet. At home, Ummi said he was very sad, even to the point of tears, wondering why he never won any competitions. This was the case back when he was at Adzkia too, despite his sincere efforts. We comforted him, and it turns out Allah comforted him with this achievement. Alhamdulillah, Allahu Akbar.

And there's more to share; I will update you in future posts, insha Allah.

========================

Now, please keep me in your prayers as I strive to excel in my revision. The deadline is approaching."

Thursday, February 16, 2023

Pernak Pernik Padang-Jakarta-Sydney-Melbourne #PhDJourney #PhDLife (Part 1)

13 February 2023

Padang - Jakarta dan air mata yang tertahan

Ini adalah judul yang tepat.
Banyak hal yang belum bisa dilakukan dengan sempurna layaknya perpisahan epik di depan pintu bandara. sampai-sampai ane tak sempat ambil foto hanya berempat, tak sempat berfoto kece berdua. Tak sempat foto berdua dengan hamdi. (walau kami banyak berfoto sih, tapi hanya random dan beramai-ramai saja) apatah lagi membuat foto ala-ala yang bisa diedit dan modif sehingga seperti photo viral di tiktok dan IG. Harusnya juga ada foto berkonsep ini dan itu... Tapi apalah daya. seorang overthinking dan creamy yummy penuh keringat ini. apalagi sedang nyantai keluar lagi setelah check in, mendengar panggilan toa menyebutkan Kode penerbangan ane diminta segera bla bla. Buru buru masuk lagi deh. Padahal ternyat baru disuruh masuk ruang tunggu bandara.

Payah diri ini menahan air mata. sejenak semrawut pikiran tentang lautan luas kehidupan esok sirna dari kepala. Hanya dipenuhi melankolis bayangan rindu dan melankolis tentang Angel, aqsho, rasyid. Dahulu saat ke belanda juga demikian. tapi entah kenapa sekarang sangat-sangat lah berat rasanya, berkali-kali lipat. Mungkin karena mereka adalah bagian jiwa ku yang tak terpisahkan. Rasa sebagian tubuh ku yang badagok (gemuk kata mi band7- red) ini berubah menjadi ruang kosong nan hampa. Itu juga mungkin mengapa saat proses timbang kemaren berat ku mencapai 79 koma an. saking tak percaya nya maka saya menimbang sampai 3 kali. dan sepertinya timbangan tersebut juga galau. ketiga hasilnya berbeda. 79 koma ada 2 buah dan 80 koma ada satu buah. Biasanya sih 83 an ke atas.

okeh....
Karena overthinking ttg bagasi saat check in jadi lupa minta posisi faforit dekat jendela, Hingga pas penerbangan ini dapatnya di posisi tengah. untung diapit oleh dua bapak2 parah baya. Satu pak aji yang tertidur. Satu lagi bapak-bapak bermasker yang tak banyak kata. I like it so much. Kita hanya berbagi senyum sesaat dan ane kembali khusuk dalam penahanan air mata.

Nyampe Soetta, walau diterpa rindu perpisahan, ane si logis substantif dan berpikir jauh kedepan (saking jauh nya jadi  gimana gituuuu), harus fokus mencari dimana lah letak terminal keberangkatan internasional. Tanda yang ada hanya menunjukkan pada terminal keberangkatan domestik.. degh.... mulai lah pusing. bolak balik satu ketukan, beranikan diri bertanya pada cs. dia bilang dilantai 2 pak naik lift ini.

nah si mas nya nunjuk ke lift yang jelas-jelas tertulis disana lantai 2 menuju keberangkatan domestik. Aku si logis, dan berpegang pada hal yang terpampang jelas, mulai ragu.. Jelas-jelas itu tulisan nya domestik, yang saya tanya internasional....... baa lah apak cs ko ko. Itu yang ada dalam pikiran ane. 

Ane pun tak langsung naik lift, masih berutar dulu satu ketukan lagi mencari-cari penanda untuk "keberangkatan internasional". Dari sudut jiwa ini ada yang berbisik. "Hi ronal coba kamu ikuti saja saran seorang keturunan nabi adam tadi. Dia adalah mahluk hidup yang telah bekerja disini sehingga pasti tahu kondisi lapangan ini dibanding dengan Mahluk mati yang berupa tulisan "Lt 2 keberangkatan domestik".

Oke lah. Bismilah. 
antri lah daku di depan lift tsb dengan troli berisi dua koper, satu 29 inchi dan satunya koper 20 inchi.plus ransel. Dan setelah sampai di lt 2, ku mantapkan kaki untuk menemui petugas berseragam yang bukan CS. dan kutanya padanya, ehternyata iya, Kebernagkatan Internasional juga di lantai 2, tapi sono an dikit. 

Alamaaak. Ampun kan Baim Ya Alloh.
Maafkan ane ya MAs CS, sempat meragukanmu.

Pelajarannya adalah "kadang berhenti sebentar dengan logika logis mu, banyak hal luar biasa diluar itu".

Kembali aku beristigfar dan tersadar, mungkin aku terlalu larut, sehingga lupa, bukan kah Alloh yang meluluskan ku di program ini. Bukankah Ia pula yang membuatku berangkat hari ini. Maka mengapa aku begitu pusing dengan pikiran-pikiran jauh yang melelahkan.

Maka saat itu aku mulai menerima kondisi dan menyunggingkan senyum dibibirku. ku ucap nama Rabb ku dan ku langkahkan kaki mencari dimana konter check in Qantas berada. Suasana ramai, kermaian yang membuatku iri. ya, ada yang sepuh, ada yang muda, ada anak-anak, ada remaja, berseragam batik beraneka corak... Rombongan jamaah umrah. Impian ku yang insya Allah akan ku kejar. bismillah, semoga tahun ini atau besok Allah beri jalan untuk umrah bareng mama. Aamiiin YRA.

dan tarrraaa.... check in dah gua. kali ini karena pikiran sudah jernih, maka langsung memainkan permintaan untuk duduk di dekat jendela. yuhuuu... berhasil. 


JAKARTA SYDNEY
>>>>>>>>> next post insya Allah





Friday, June 04, 2021

"Itik-itik kecil" time

 Aqsha and Rasyid growing up gemesly.. :D

paling senang kalo menjelang tidur guling-guling dikasur bareng mereka. (walau tak selalu terjadi sih, karena kadang sudah kecapek an pulang kerja senja hari :( )

Jadi alhamdulillah senang sekali jika dapat momen senda gurau bersama mereka.

Mereka suka sekali diobrolin cerita. dan bahkan cerita yang berulang-ulang sekalipun. Adek terutama, seperti udanya dahulu, kalau diceritain sesuatu ga cukup sekali, diulang-ulang dan sampai ia hapal.

Seperti cerita "itik-itik kecil" ala abi


Pada suatu hari, ada itik-itik kecil berenang-renang di sungai.
tiba- tiba ada suara petir... (mereka dengan sigap menirukan suara petir, dengan heboh).

Lalu hujan turun dengan deras... itik-itik kecil nya terbawa arus, hampir tenggelam.

Apakah kita harus menyelamatkan nya????? (lagi-lagi mereka menyahut.,... iyaaa iyaaa iyaaaa.... dengan keras).

apa yang dibutuhkan untuk membantu itik-itik kecil itu??? (mereka mengusulkan : tenk baja, pesawat tempur, kapal selam, mesin labuah, ultramen, cangkokkk, mobil damkar.....)

Abi: oke apa yang benar-benar dibutuhkan?? siapa yang jadi kapal selamm?? 

Aqsha: (udaaaaa)

Abi: adek jadi apa?

Rasyid: Men Buut (merujuk pada sosok ultramen ribut di serial upin ipin).

Abi: Oke deh... mari bekerja sama... kapal selam mendorong dari dasar sungai dan ultramen menarik dari udara, 1 2 3   yeaayhhh alhamdulillah itik-itik kecilnya selamat..

terimakasih uda dan adekkk....

------------------------------

lalu diulang lagi dan lagiii

Tuesday, August 20, 2019

Flu singapur dan hidup penuh hikmah

Hmm... Hari2 yang berat. Ketika kedua buah hati kena flu singapur (kata dokternya)

Allah itu selalu Maha Tahu dan Maha Baik.
Maka jangan pernah berputus asa ataupun berburuk sangka atas apa yg kita alami.

Misalnya, kami ingin ummy lulus PKBI nya ke Bandung. Tapi Allah takdirkan lulus nya ke Malang. Alhamdulillah.
Banyak hikmah... Diantaranya sudah Allah tampakkan, dan banyak lagi yang masih berupa rahasia. Semoga kami tawakkal dan optimis untuk menemukan hikmahnya tsb.

Kami ingin berangkatnya hari Rabu. Tapi tiba-tiba dapan sms dari maskapai, klo salah satu flight nya di batalkan. Pas hubungi CS kami reschedule menjadi hari kamis gratis.
Allah itu Maha Tahu apa yang terbaik buat kita. Beberapa hikmah kejadian yg ini sdh kami rasakan dan kami bersyukur sekali atas penundaan ini. Tak lama setelah bayar tiket pesawat dan hotel, anak-anak sakit dan ternyata dapat flu singapur. Jadi kami punya waktu untuk berobat dan memulihkannya dulu. (Semoga Allah pulihkan menjelang hari keberangkatan, Amiin). Hikmah lainnya, kami jadi punya waktu tambahan untuk persiapan.

Begitulah, pasti ada hikmah untuk semua yg terjadi. Dan saya selalu Yakin. Bahwa semua yg terjadi adalah yang terbaik dari Allah untuk kita.

Tuesday, June 25, 2019

My #Rasyid,

Mungkin ini tulisan awal2 (jika tak dibilang pertama) tentang Rasyid, putra kedua kami.
Maaf ya Nak, kemampuan ngeblog abi menurun drastis karena kesibukan.

Bukan tak mau membuat rekam jejak untuk nanda baca nanti2, tapi waktu akhir-akhir ini sangat lah berharga, dan daripada mengetik di layar "petak cahaya" ini, abi dan ummy lebih memilih untuk bermain bersamamu dan Uda atau mengerjakan seabrek pekerjaan atau bahkan beristirahat.
Alhamdulillah, Allah masih beri kesempatan kita untuk sibuk dalam kebaikan.

My Rasyid...
Hmm... Uniq
Secara gaya dan prilaku ada mirip dan ada beda dengan My Aqsha. :)

Kehadiran Mu, membuat abi menjadi spesial.

Setidaknya di antara teman2 yg punya 2 digit  kode awal yang sama.

Abi bisa ngeles dengan ucapan...
" Bla bla bla, harap maklum Bapak2 beranak dua ya beginilahh..."

😂😂
_____
Banyak momen yg somehow gimanaaa gitu...

Mulai dari Nanda yg kalao nangis walau udah digendong ummy atau nenek kemudian langsung diam saat pindah tangan ke pelukan abi..

Atau
Saat udah susah2 menidurkan dengan cara di gendong, namun pas menaruh di kasur, Nanda menangis dan terpaksa digendong lagi... (Fiuuhhh...😁)

Atau...
Saat dalam keletihan dan tenaga minus menggendong dan menidurkan nanda , lalu pas baru saja tidur, negara api menyerang... Eh... Uda tiba2 datang dan megang pipi lah, peluk leher lah, taruh tangan di perut dedek lahh... Yang akibatnya Nanda kembali bangun dan menangis.
Lalu dengan enteng dan innocent si Uda bilang.. " Ndak da Co ganggu dooo"
Grrrhhhhh... Hahaha

Kadang senjata pamungkas abi hanya ada 2:
Bilang ke ummy : " Myyy.. dedek mau mimik"
Atau
Menggunakan " Iron Science" (you know lah what I mean😎😂

But overal, I do Love you Both, so much.

Rabbi habli minasholihin.

_____
Ga kebayang ntar jika ummy lulus pelatihan ke Bandung (amiin). Dan abi tingga sendiri di sini -_-

_____
Tapi mending gitu sich, dari pada bayangin abi atau ummy mesti beda waktu dan tempat untuk PhD nya....

_____
Well.

Subhanallah walhamdulillah wallahuakbar

Dan finally it is a D-1 day. Fieldwork phase about to finish

Alhamdulillah Allahu Akbar Terimakasih atas segala Rahmat dan PetunjukMu ya Allah. Hanya kepadaMU tempat hamba memohon dan meminta pertolong...